Profil

GAMBARAN UMUM

  1. KEADAAN GEOGRAFI

Puskesmas Bungi terletak di Desa Bungi Kecamatan Duampanua dengan luas wilayah 351,01 km2, terletak pada posisi garis lintang -3.7861 dan garis bujur 119.652 dan ketinggian < 500 meter diatas permukaan laut dengan batas – batas wilayah sebagai berikut :

  • Sebelah Barat             : Selat Makasar
  • Sebelah Timur             : Kecamatan Batulapa
  • Sebelah Utara             : Kecamatan Lembang
  • Sebelah Selatan          : Kecamatan Cempa dan Patampanua

2. KEADAAN DEMOGRAFI

Jumlah Penduduk dalam wilayah kerja Puskesmas Bungi Kabupaten Pinrang berdasarkan sensus Penduduk tahun 2022 sebesar  26.350  jiwa terdiri atas 12.988 Jiwa Penduduk laki-laki dan 13.352 Jiwa Penduduk  wanita sesuai pada tabel dibawah ini:

Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja

Puskesmas Bungi Kecamatan Duampanua Tahun 2022

NODESA/KELURAHANLAKI-LAKIWANITAJUMLAH
1Kel. Bittoeng 276428215585
2Kel. Data185818923750
3Desa Barugae8087261534
4Desa Buttu sawe133415322866
5Desa Bungi154214823024
6Desa Maroneng7667861552
7Desa Rajang247526125087
8Desa Pakeng 1451   1501 2952
 JUMLAH TOTAL12.98813.35226.350
  • SOSIAL EKONOMI
  • Perekonomian

Sebagai daerah yang mempunyai lahan pertanian yang luas sebagian besar penduduk di wilayah kerja Puskesmas Bungi bermata pencaharian sebagai petani sekitar 40%, tani tambak sekitar 30%, pedagang sekitar  27% dan pegawai sekitar 3%.

  • Keagamaan

a. Islam                                     : 99.98 %

b. Kristen Protestan                  : 0,013%

c. Kristen Katholik                    : 0 %

sedangkan tempat ibadah

a. Mesjid                                   : 32 Buah

b. Gereja                                  : – Buah

BAB III

SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Derajat kesehatan merupakan salah satu ukuran kesejahteraan dan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Sebagaimana lazimnya untuk menggambarkan derajat kesehatan digunakan indikator kualitas utama seperti angka kematian, kesakitan, kelahiran, status gizi. Untuk menilai keberhasilan pembangunan kesehatan maupun sebagai dasar dalam menyusun rencana untuk masa yang akan datang mutlak diperlukan analisa situasi derajat kesehatan tersebut.

A. Kematian (Mortalitas)

Peristiwa kematian pada dasarnya merupakan proses akumulasi akhir dari berbagai penyebab kematian baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara umum kejadian kematian manusia berhungan erat dengan permasalahan kesehatan sebagai akibat dari gangguan penyakit atau akibat dari proses interaksi berbagai faktor yang secara sendiri-sendiri atau bersama-sama mengakibatkan kematian dalam masyarakat. Kejadian kematian dalam masyarakat dari waktu kewaktu dapat memberi gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat atau dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan bidang kesehatan.

Beberapa indikator tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Angka Kematian Ibu Maternal (AKI)

Sebagaimana target Indonesia Sehat 2010 adalah 150 kematian per 100.000 kelahiran hidup. Di Puskesmas Bungi pada tahun 2022 berdasarkan hasil pencatatandan pelaporan dari tiap Poskesdes dan Puskesmas Pembantu terdapat 1 ( Satu )  kasus kematian ibu maternal.

  • Angka Kematian Balita (AKABA)

Adalah jumlah anak yang dilahirkan pada tahun tertentu dan meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun, dinyatakan sebagai angka per 1000 kelahiran hidup. Nilai normatif Akaba > 140 sangat tinggi, antara 71 – 140 sedangdan < 20 rendah.  untuk Puskesmas Bungi Kecamatan Duampanua pada tahun 2022 berdasarkan hasil pencatatan dan pelaporan tiap Poskesdes dan Puskesmas Pembantu tidak terdapat kasus kematian Balita.

  • Angka Kematian Bayi (AKB)

Adalah banyaknya bayi yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun AKB per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Untuk Puskesmas Bungi, Kecamatan Duampanua, pada tahun 2022 berdasarkan hasil pencatatan dan pelaporan tiap Poskesdes dan Puskesmas Pembantu, terdapat 1 ( Satu ) kasus kematian bayi (AKB).

B. Kesakitan (Morbiditas)

a. Malaria

Malaria masih tetap merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Penyakit ini menjadi ancaman dan mempengaruhi tingginya angka kesakitan dan kematian.Penyakit Malaria di Kabupaten Pinrang merupakan salah satu penyakit yang kronis termasuk di wilayah kerja Puskesmas Bungi. Penyakit Malaria positif yang ditemukan dengan menggunakan metode RDT dan Mikroskopis sebanyak 3 ( Tiga )  kasus pada tahun 2022.

b. Penyakit TB Paru

Penderita TB paru dengan BTA positif yang terdeteksi di Puskesmas Bungi tahun 2022 ada 37 penderita atau ( 92,50 % )  dari target yang harusnya dicapai dari Angka CDR ).

  • Penyakit Diare

Diare pada tahun 2022 menempati urutan kelima dari 10 penyakit terbanyak di Puskesmas Bungi, Jumlah kasus diare tahun 2022 berjumlah 270 kasus.

  • ISPA

Pada tahun 2021 tidak ditemukan kasus pneumonia di Puskesmas Bungi.

C. Status Gizi

Status gizi seseorang sangat erat kaitannya dengan permasalahan kesehatan secara umum, karena disamping merupakan faktor predisposisi yang dapat memperparah penyakit infeksi secara langsung juga dapat menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan individual. Bahkan status gizi janin yang masih berada dalam kandungan dan bayi yang sedang menyusui sangat dipengaruhi oleh status gizi ibu hamil dan ibu menyusui.

Berikut ini akan disajikan gambaran keadaan status gizi yang ada di Puskesmas Bungi Kecamatan Duampanua.

a. Bayi dengan Berat Lahir Rendah (BBLR< 2500 gr)

Dari hasil pengumpulan data dari tiap tiap Bidan Desa pada tahun 2022 di Puskesmas terdapat 10 ( 2,48% ) Bayi dengan Berat Lahir Rendah ( BBLR < 2500 gr .

b. Gizi Balita

Perkembangan keadaan gizi masyarakat dapat dipantau berdasarkan hasil pencatatan dan pelaporan program gizi. Pada tahun 2022 balita yang ada berjumlah 1252 dengan jumlah balita yang datang dan ditimbang di Posyandu sebanyak 1225. dari jumlah tersebut ada Persentase  balita yang naik berat badannya ( D/S ) adalah  (97,84 % ) dan tidak terdapat  balita yang berat badannya berada di bawah garis merah (BGM).

BAB IV

SITUASI UPAYA KESEHATAN

Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat telah dilakukan berbagai upaya pelayanan kesehatan masyarakat. Berikut ini diuraikan situasi upaya-upaya kesehatan pada tahun 2021.

A.   Pelayanan Kesehatan Dasar

Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangat penting dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat. Pemberian pelayanan kesehatan dasar secara cepat dan tepat diharapkan mampu mengatasi sebagian besar masalah kesehatan masyarakat. Berbagai pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut :

1.   Pelayanan Kesehatan Ibu dan bayi

Seorang ibu mempunyai peran yang sangat besar di dalam pertumbuhan bayi dan perkembangan anak. Gangguan kesehatan yang dialami ibu bisa berpengaruh

pada kesehatan janin dalam kandungan hingga kelahiran dan masa pertumbuhan bayi dan anaknya.

a.    Pelayanan Antenatal

Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan profesional (dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter umum, bidan dan perawat) kepada ibu hamil selama masa kehamilannya.Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan K1 dan K4. Cakupan K1 atau juga disebut akses pelayanan ibu hamil merupakan gambaran besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan K4 adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai standar serta paling sedikit empat kali kunjungan (sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester kedua, dan dua kali pada trimester ketiga). Angka ini dapat dimanfaatkan untuk melihat kualitas pelayanan kesehatan ibu hamil. Gambaran persentase cakupan pelayanan K4 di Puskesmas Bungi Tahun 2022 adalah 409 (91,9%) dari seluruh ibu hamil sebanyak 445 orang.

b.    Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan dengan Kompetensi  Kebidanan

Komplikasi dan kematian ibu maternal dan bayi baru lahir sebagian besar terjadi pada masa di sekitar persalinan, hal ini disebabkan pertolongan tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan(profesional). Hasil pengumpulan data di Puskesmas Bungi pada tahun 2022 menunjukkan bahwa persentase cakupan persalinan dengan pertolongan tenaga kesehatan sebesar 404 ( 94,08 %), dimana target cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah 100 %.

c.    Ibu Hamil Risiko Tinggi Nakes

Dalam memberikan pelayanan khususnya oleh bidan di desa dan puskesmas, beberapa ibu hamil diantaranya tergolong dalam kasus risiko tinggi (resti) dan memerlukan pelayanan kesehatan rujukan. Jumlah ibu hamil resti di Puskesmas Bungi tahun 2022 sebesar 70 orang ( 81,6 % ).

2.    Pelayanan Kesehatan Anak Pra Sekolah, Usia Sekolah dan Remaja

Pelayanan kesehatan pada kelompok anak pra sekolah, usia sekolah dan remaja dilakukan dengan pelaksanaan pemantauan dini terhadap tumbuh kembang dan pemantauan kesehatan anak pra sekolah, pemeriksaan anak sekolah dasar/sederajat, serta pelayanan kesehatan pada remaja. Dari data tahun 2022 menunjukkan pemeriksaan siswa TK 527 Murid, SD/MI 2728 Murid,   SLTP SLTP/MTS 1324  Siswa dan SLTA 6321 Siswa.

3.    Pelayanan Keluarga Berencana

Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) menurut hasil pengumpulan data pada tahun 2022 sebesar 4528 sedangkan yang menjadi peserta KB aktif sebesar 2510 orang       ( 55,43 %). Adapun jenis kontrasepsi yang digunakan oleh peserta KB aktif adalah IUD 48 orang ( 15,8 % ) , MOP/MOW  3 orang ( 0,6 % ) , Implant 20 orang ( 6,60 % ), suntik 212 orang ( 69,90 % ), Pil 18 orang ( 5,94 % ), dan kondom 2 orang ( 0,66 % ).

  •  Pelayanan Imunisasi

Pencapaian Universal Child Imunization (UCI) pada dasarnya merupakan suatu gambaran terhadap cakupan sasaran bayi yang telah mendapatkan imunisasi secara lengkap. Bila cakupan UCI dikaitkan dengan batasan wilayah tertentu, berarti dalam wilayah tersebut dapat digambarkan besarnya tingkat kekebalan masyarakat terhadap penularan Penyakit. Pelayanan imunisasi bayi mencakup vaksinasi BCG, DPT (3 kali), Polio (4 kali), Hepatitis B (3 kali) dan Campak (1 kali) yang dilakukan melalui pelayanan rutin di posyandu dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Adapun cakupan pelayanan imunisasi bayi di Puskesmas Bungi pada tahun 2022 adalah : HB 0-7 sebanyk 395 ( 97,8 %)  BCG sebesar 456 (103.0 %), DPT 451 (111,6 %,) Polio 428 (105,9 %), Campak 431 ( 106,6 %) , pada tahun  2022 ini semua program imunisasi telah mencapai UCI.

  •  Pelayanan Kesehatan Pra Usia Lanjut dan Usia Lanjut

Cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut (>60 th) pada tahun 2022 di Puskesmas Bungi, usila sebesar 2808 orang yang terdaftar. Dan cakupan Usila yang mendapat pelayanan 2511 ( 89,4 % ) di tahun 2022.

  • Promosi Kesehatan

Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Program ini bertujuan untuk menumbuhkan budaya hidup bersih dan sehat, meningkatkan peran serta dan kemandirian masyarakat baik bagi individu, keluarga dan masyarakat dalam bidang kesehatan.

Sasaran program meliputi meningkatnya perwujudan kepedulian perilaku hidup bersih dan sehat dalam kehidupan bermasyarakat,terwujudnya komitmen semua unsur atau stakeholders kesehatan akan pentingnya promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat, serta meningkatnya persentase rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat, adapun cakupan rumah tangga yang ber PHBS di Wilayah kerja Puskesmas Bungi tahun 2022  sebanyak 5910 RT ( 87,0 % ).

7. Pelayanan Kesehatan Gigi & Mulut

Pelayanan kesehatan gigi dan mulut dibagi menjadi pelayanan kesehatan dasar gigi (untuk masyarakat umum/semua golongan umur) dan pelayanan kesehatan gigi untuk anak sekolah. Selama tahun 2022 di Poli Gigi Puskesmas Bungi, pelayanan kesehatan dasar gigi terdiri dari 181 kasus tambal gigi tetap, 321 kasus pencabutan gigi tetap, dengan rasio tambal/cabut sebesar 20,56. Sedangkan Pelayanan kesehatan dasar gigi bagi murid SD/MI meliputi pelayanan promotif dan preventif melalui Usaha Kesehatan Gigi Sekolah. Hal ini sejalan dengan pencapaian Indikator Indonesia sehat 2010 yaitu

minimal 2 kali setahun murid SD/MI mendapat pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Untuk tahun 2022 dari 803 murid SD, Jumlah murid SD diperiksa 679 (84,6%) Jumlah siswa yang perlu mendapat perawatan 217 siswa, dan jumlah yang mendapat perawatan adalah 201 siswa ( 92,6 % ) .

B. Pembinaan Kesehatan Lingkungan

Menurut teori Blum, lingkungan adalah faktor terbesar yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat.Banyak masalah kesehatan, terutama penyakit, yang timbuldisebabkan oleh lingkungan yang buruk/tidak sehat, diantaranya penyakit pada salurancerna, saluran nafas, kulit, mata, dan penyakit lainnya. Sebaliknya, bila lingkungan

terpelihara dengan baik (sehat), penyakit ini dapat dicegah atau dikurangi.

Keadaan lingkungan Fisik dan Biologik suatu daerah menjadi salah satu faktor yangdapat mempengaruhi derajat kesehatan daerah itu sendiri, khususnya terhadap angkakesakitan yaitu penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit, bakteri dan lainnya.

Kondisi lingkungan yang buruk dapat meningkatkan angka kesakitan, karena itu untuk menekan lonjakan kasus penyakit yang diakibatkan oleh sanitasi lingkungan yangburuk adalah dengan meningkatkan cakupan program.

1. Rumah Sehat

Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan, yaitu rumah yang memiliki jamban yang sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah yang tidak terbuat dari tanah. Rumah dan lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan beresiko menjadi sumber penyebab penularan berbagai jenis penyakit. Cakupan rumah sehat pada tahun 2022 mencapai  6575 (95,0 % ) sedangkan secara nasional target yang ditetapkan adalah 100%. Kondisi ini menunjukkan bahwa cakupan Rumah sehat di Puskesmas Bungi belum mencapai target, dan tentunya masih perlu pembinaan secara berkelanjutan.

2. Akses Terhadap Air Minum

Sumber air minum yang digunakan rumah tangga di kategorikan menjadi 2 (dua) kelompok besar yaitu sumber air terlindung dan tidak terlindung. Sumber air terlindung terdiri dari air kemasan, ledeng, pompa dan sumur terlindung sedangkan sumber air tidak terlindung terdiri dari sumur tidak terlindung, mata air tak terlindung, air sungai dan lainnya.

Air merupakan kebutuhan utama yang tidak terlepas dari kehidupan manusia. Oleh sebab itu bagaimana usaha kita dalam menjaga kualitas air agar air yang kita konsumsi sehari-hari dapat memberikan perlindungan dan bukan menjadi bumerang.

Air yang sehat adalah air yang memenuhi syarat fisik, biologis dan kimia. Syarat fisik artinya bahwa air yang sehat harus bebas dari rasa, bau, dan warna. Sedangkan syarat biologis artinya bahwa air yang sehat harus bebas dari bakteri, dan syarat kimia artinya air bebas dari zat radioaktif.

Pada tahun 2022 jumlah keluarga dengan akses air minum yang layak adalah  sebesar 11478 ( 43,56 % ) .

3. Keluarga dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar

Keluarga dengan kepemilikan sarana sanitasi dasar meliputi persediaan air bersih, kepemilikan jamban keluarga, tempat sampah dan pengelolaan air limbah keluarga.

Hasil pendataan dari Petugas Kesling tahun 2022 menggambarkan ketersediaan jamban sehat keluarga yang memenuhi syarat 25942 ( 98,45 % ), dimana target nasional adalah 80 %,  Hal ini menggambarkan bahwa Akes masyarakat terhadap Jamban telah memenuhi target.

4. Tempat Umum dan Pengolahan Makanan (TUPM)

Pembinaan Tempat – Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM). Tempat umum dan pengelolaan makanan merupakan sarana yangdikunjungi banyak orang dan harus memenuhi syarat kesehatan.Program utamaTempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM) adalah kegiatan pengawasan danpembinaan TUPM.Tahun 2022 jumlah TTU yang ada di wilayah kerja Puskesmas Bungi sebanyak 30 yang memenuhi syarat sebanyak 27  (90,0 % ) sedangkan  jumlah TPM 57 dan yang memenuhi syarat 41  ( 71,9 % ).

C. Perbaikan Gizi Masyarakat

Upaya perbaikan gizi masyarakat pada hakekatnya dimaksudkan untuk menangani permasalahan gizi yang dihadapi masyarakat. Beberapa permasalahan gizi sering dijumpai pada kelompok masyarakat adalah Kekurangan Kalori Protein, Kekurangan Vitamin A, Gangguan Akibat Kekurangan Yodium, dan anemia zat besi

1. Pemantauan Pertumbuhan Balita

Upaya pemantauan terhadap pertumbuhan balita dilakukan melalui kegiatan penimbangan di posyandu secara rutin setiap bulan. Data tahun 2022 menunjukkan jumlah balita yang ada 1252 balita dan yang ditimbang 1225  dengan Persentase jumlah balita yang naik berat badannya D/S sebesar ( 97,84 %). Sementara itu balita dengan status penimbangan dibawah garis merah (BGM) tidak ditemukan.

2. Pemberian Kapsul Vitamin A

Cakupan pemberian kapsul vitamin A 2 kali pada bulan Februari dan Agustus, pemberian Capsul Vit A tahun 2021 pada balita sebanyak 3060 ( 98,7 % ) dan bayi sebanyak  383  ( 94,8 % ) . Lihat ( Tabel 17 )

3. Pemberian Tablet Besi

Pada tahun 2022, ibu hamil yang ada sebesar 429 dan yang mendapatkan pemberian Fe 30 tablet ( Fe1 ) 424 ( 98,83 % )  dan Fe 90 ( Fe3 ) adalah 406  ( 94,64 %) bumil. Pemberian tablet Fe ini sangat diperlukan oleh ibu hamil untuk mencegah terjadinya anemia ibu hamil.

  • Penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY).

Gangguan akibat kekurangan yodium dapat mangakibatkan gagal tumbuh pada seseorang (kate), rendahnya IQ point dan membesarnya kelenjar tiroid (gondok). Pencegahan  jangka panjang dilakukan dengan penambahan yodium pada garam dapur. Pertimbangan garam sebagai wahana iodisasi adalah karena garam selalu dikonsumsi oleh keluarga dan jangka waktu pemakaian setiap hari. Syarat garam beryodium yang dapat mamberikan manfaat pada konsumen adalah yang mengandung yodium sebanyak >30 ppm, akan tetapi masih banyak beredar garam beryodium yang <30 ppm. Maka untuk itu perlu dilakukan pemantauan di masyarakat tentang penggunaan garam yang dikonsumsi yakni setiap ibu yang datang ke Posyandu disuruh membawa sampel garam untuk dites dengan Yodium Test dan hasilnya cukup memuaskan yaitu sekitar 90% masyarakat mengkonsumsi garam yang mengandung yodium >30 ppm.

  • Pelayanan Kesehatan Keluarga Miskin

Semua warga negara berhak atas kesehatannya termasuk masyarakat miskin, sehingga diperlukan suatu sistem yang mengatur pelaksanaan bagi upaya pemenuhan hak warga

negara untuk tetap hidup sehat, dengan mengutamakan pada pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 119 / Menkes/ SK/II/2008 tentang Penerima Dana Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan bagi masyarakat miskin. Saat ini telah dilaksanakan Program Jamkesmas di wilayah kerja Puskesmas Bungi dengan Peserta Jamkesmas yang memiliki kartu jamkesmas sebanyak 21794 jiwa, Pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dilaksanakan melalui 4 kegiatan pelayanan, yaitu: pelayanan kesehatan dasar, pelayanan persalinan, operasional puskesmas/gizi dan revitalisasi posyandu.

Cakupan Kunjungan rawat jalan masyarakat miskin tahun 2022 sebanyak 18760  jiwa, dari 21794 jiwa yang terdaftar atau 86,1 %, Rawat inap 459 orang, kunjungan pemeriksaan kehamilan ( K4 ) 401 orang atau ( 93,47 % ) dan persalinan ditolong tenkes 405 orang atau sebesar 99,02 %.

BAB V

SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

Sumber daya kesehatan merupakan unsur terpenting dalam meningkatkan pembangunan kesehatan secara menyeluruh. Sumber daya kesehatan terdiri dari tenaga, sarana dan dana yang tersedia untuk pembangunan kesehatan.

A.SARANA KESEHATAN

Ketersediaan sarana kesehatan yang cukup secara jumlah/kuantitas dan kualitas bangunan merupakan salah satu komponen lain di dalam sumber daya kesehatan. Pembangunan sarana kesehatan harus dilengkapi dengan peralatan medis, peralatan non medis, peralatan laboratorium beserta reagensia, alat pengolah data kesehatan, peralatan komunikasi, kendaraan roda empat dan kendaraan roda dua.

Di dalam kesehatan unit pelayanan kesehatan di bagi atas beberapa kategori yaitu Pondok Bersalin Desa (Polindes), Puskesmas Pembantu (Pustu), Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), Rumah Sakit Umum dan unit pelayanan tehnis lainnya.

Setiap unit-unit pelayanan yang ada harus dapat memenuhi keterjangkauan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan. Pembangunan unit tersebut harus berpedoman terhadap populasi penduduk yang akan dilayani sehingga fungsi unit pelayanan kesehatan dapat berjalan sesuai target yang diharapkan.

Berikut gambaran situasi sarana kesehatan dasar Puskesmas Bungi :

1. Puskesmas Pembantu

Secara konseptual, Puskesmas menganut konsep wilayah dan diharapkan dapat melayani sasaran penduduk rata-rata 30.000 jiwa. Dengan jumlah penduduk 351.161 jiwa, berarti 1 puskesmas di Kabupaten Pinrang rata-rata melayani 11.700 jiwa. Sedangkan rasio Puskesmas Pembantu dengan Puskesmas adalah 1:2,2 artinya setiap 1 Puskesmas didukung 2-3 Puskesmas Pembantu dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Jumlah Puskesmas Pembantu dalam wilayah kerja Puskesmas Bungi adalah 5 unit masing masing sebagai berikut :

  1. Pustu Data
  2. Pustu Maroneng
  3. Pustu Rajang
  4. Pustu Transmigrasi ( Maung )
  5. Pustu Pakeng.

2. Sarana Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat

Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat. Upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) diantaranya adalah posyandu, polindes/Poskesdes dan Pos Obat desa(POD).

a. Posyandu

Jumlah posyandu di wilayah kerja Puskesmas Bungi berjumlah 31 buah dengan perincian sbb:

Posyandu Pratama               : –

Posyandu Madya                 : –

Posyandu Purnama              : 30 buah

Posyandu Mandiri                 : –

b. Polindes/Poskesdes

Polindes/Poskesdes merupakan salah satu bentuk peran serta masyarakat dalam rangka mendekatkan pelayanan kebidanan melalui penyediaan tempat pertolongan persalinan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga berencana. Pada tahun 2020, jumlah polindes/Poskesdes yang ada diwilayah kerja Puskesmas Bungi adalah 5 buah, dengan Rincian Sbb :

  1. Poskesdes Bittoeng
  2. Poskesdes Sulengka
  3. Poskesdes Padang Kibburu
  4. Poskesdes Buttu Sawe
  5. Poskesdes Boddi

B. TENAGA KESEHATAN

Penyelenggaraan pembangunan nasional yang berwawasan kesehatan serta pembangunan kesehatan memerlukan berbagai jenis tenaga kesehatan yang memiliki kemampuan melaksanakan upaya kesehatan dengan paradigma sehat, yakni yang lebih mengutamakan upaya peningkatan dan pemeliharaan kesehatan serta pencegahan penyakit.Peningkatan kualitas harus menjadi prioritas utama.

Dalam pembangunan kesehatan diperlukan berbagai jenis tenaga kesehatan yang memiliki kemampuan melaksanakan upaya kesehatan dengan paradigma sehat, yang mengutamakan upaya peningkatan, pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit.

Secara rasio tenaga kesehatan dinilai atas kecukupan tenaga kesehatan terhadap jumlah penduduk yang dilayani.Jumlah tenaga kesehatan saat ini terdiri dari tenaga kesehatan yang langsung melayani masyarakat dan tenaga kesehatan yang berada pada pelayanan administrasi.

Jumlah dan jenis sumber daya kesehatan di Puskesmas Bungi tahun 2022 adalah sebesar 124 orang dengan perincian PNS 34 orang, PTT 37  orang dan magang 52 orang. Adapun jumlah SDM kesehatan dibedakan menurut 7 kelompok, yaitu Medis, Perawat-Bidan, Farmasi, Gizi, Teknis medis, Sanitasi, dan kesehatan masyarakat.

NoJENIS TENAGAJUMLAHPNS  PTT MAGANG
1Dokter atau dokter layanan primer22
2Dokter Gigi/SKG211
3Bidan47121421
4Perawat3611187
5Perawat Gigi413
6Tenaga Kesehatan Masyarakat15438
7Tenaga Teknologi Laboratorium Medik422
8Tenaga Gizi33
9Tenaga Kefarmasian514
10Tenaga Administrasi413
11Sopir11
12Pekarya
13Tenaga Kesehatan lain
JUMLAH123343653
Kirim Pesan
Terima Kasih Telah Menghubungi Kami